Rumah Zakat, Membantu Indonesia Tanggap Bencana
Beberapa bulan terakhir aku merasakan rasa males gerak untuk beraktifitas di luar ruangan ketika siang hari, karena cuaca kering yang menurutku sangat ekstrem akhir-akhir ini. Kalian merasakan yang sama seperti aku tidak? Kadang aku merindukan kapan hujan turun. Hehehe
Tapi buat kalian yang merindukan hujan seperti aku, kalian wajib bersabar karena menurut bapak Dr. Ir. Dodo Gunawan, DEA selaku Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim yang aku temui kemarin (29/8) pada acara Press Conference Indonesia Siaga Bencana bersama Rumah Zakat, yang menuturkan bahwa puncak musim kemarau atau cuaca kering berada pada bulan Agustus sampai September pada tahun ini, yang berarti kita masih harus merasakan hawa panas satu bulan lagi guys. Jika prediksi itu tidak meleset
"BMKG, memprediksikan bahwa musim kemarau tahun ini lebih lama, jadi musim hujan akan datang terlambat" - Bapak Dodo
Indonesia merupakan negara dengan wilayah dwimusim, musim kemarau ini merupakan pasangan dari musim penghujan. Musim kemarau atau musim kering, ditandai dengan menurunnya intensitas hujan
Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi iklim Indonesia, yang membuat musim kemarau lebih panjang
1. ENSO dan IOD
ENSO (El Nino-Osilasi Selatan) adalah variasi angin dan suhu permukaan laut di wilayah tropis belahan timur Samudra Pasifik yang ireguler atau berkala. ENSO berpengaruh pada cuaca di sebagian wilayah tropis, dan subtropis bumi. El Nino sebutan untuk periode panas yang berkepanjangan, dan La Nina sebutan untuk tuk priode dingin nya
IOD (Indian Ocean Dipole) kalau ENSO ada di Samudra Pasifik, sendang IOD ada di bagian Samudra Hindia. IOD merupakan fenomena lautan atmosfer di daerah equator Samudera Hindia yang mempengaruhi iklim di Indonesia dan negara-negara lain yang berada di cekungan (basin) Samudera Hindia
Pada periode IOD+ di Samudera Hindia, bagian tenggara akan merasakan suhu yang lebih dingin, sedangkan Samudera Hindia bagian barat akan lebih hangat, sehingga negara seperti Indonesia pada periode IOD+ akan mengalami kekeringan
Periode IOD-, nah kalau periode ini merupakan kebalikan dari IOD+ dimana pada periode ini Indonesia akan mengalami musim penghujan
2. ANGIN MONSUN
Angin Monsun adalah angin yang berhembus secara periodik, dan antara periodik yang satu dengan yang lain berlawanan. Angin Monsun di Indonesia terbagi menjadi dua
• Angin Monsun Asia atau Angin Monsun Barat, berhembus pada bulan Oktober hingga April. Angin ini berhembus saat matahari berada pada bumi belahan selatan. Pada waktu Angin Monsun Asia, Indonesia mengalami musim hujan
• Angin Monsun Australia atau Angin Monsun Timur merupakan angin yang berhembus pada bulan April sampai dengan bulan Oktober. Angin ini berhembus ketika matahari berada di belahan bumi bagian utara, sehingga menyebabkan benua Australia mengalami musim hujan, dan Indonesia mengalami musim kemarau
3. MJO
MJO atau Madden Julian Oscillation merupakan gelombang fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat atau Samudera Hindia ke timur dengan membawa massa udara basah. Masuknya aliran udara basah dari Samudera Hindia mengakibatkan meningkatnya curah hujan di daerah-daerah yang dilaluinya
MJO atau Madden Julian Oscillation merupakan gelombang fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat atau Samudera Hindia ke timur dengan membawa massa udara basah. Masuknya aliran udara basah dari Samudera Hindia mengakibatkan meningkatnya curah hujan di daerah-daerah yang dilaluinya
4. Faktor Lokal
Ada beberapa faktor lokal yang mempengaruhi iklim di Indonesia salah satunya adalah SST yang merupakan singkatan dari Sea Surface Temperatur, atau suhu permukaan air laut yang mengalami perubahan setiap dekadenya. Semakin tinggi nilai SST nya maka semakin banyak energi yang tersedia yang membentuk siklon tropis. SST biasanya bervariasi terhadap lintang geografis, SST paling tinggi biasanya ditemukan di dekat equator sedangkan SST paling rendah ditemukan di kutub
Ada beberapa faktor lokal yang mempengaruhi iklim di Indonesia salah satunya adalah SST yang merupakan singkatan dari Sea Surface Temperatur, atau suhu permukaan air laut yang mengalami perubahan setiap dekadenya. Semakin tinggi nilai SST nya maka semakin banyak energi yang tersedia yang membentuk siklon tropis. SST biasanya bervariasi terhadap lintang geografis, SST paling tinggi biasanya ditemukan di dekat equator sedangkan SST paling rendah ditemukan di kutub
Pada tahun 2019 ini di prediksi ada sekitar 2500 bencana alam yang ada di Indonesia, salah satunya adalah kekeringan akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Bencana kekeringan mengancam 48.491.666 jiwa di 28 provinsi Indonesia, oleh karena itu Rumah Zakat berinisiatif membangun Desa Tangguh Bencana (DESTANA) yang merupakan desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan. Di Indonesia sudah ada 38 Desa Tangguh Bencana
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan di Desa Tangguh Bencana yang dilakukan di wilayah Selatan Jawa, diantaranya ada
• Penyuluhan sebagai bencana
• Simulasi siaga bencana
• Pembuatan jalur evakuasi
• Media edukasi bencana
• Pemuda tangguh bencana
• Penyuluhan sebagai bencana
• Simulasi siaga bencana
• Pembuatan jalur evakuasi
• Media edukasi bencana
• Pemuda tangguh bencana
Berbagi Air Kehidupan
Rumah Zakat merespon aksi kekeringan ini di 30 titik di Indonesia, dengan cara membuat
Pipanisasi
Kegiatan ini sudah dilakukan di desa Cisolok dengan memberikan satu unit pipanisasi
Kegiatan ini sudah dilakukan di desa Cisolok dengan memberikan satu unit pipanisasi
Dropping air
Rumah Zakat telah mendistribusikan air bersih di 18 titik di 17 provinsi sebanyak 451.000 liter air bersih untuk 27.115 penerima manfaat
Rumah Zakat telah mendistribusikan air bersih di 18 titik di 17 provinsi sebanyak 451.000 liter air bersih untuk 27.115 penerima manfaat
Pembuatan Sumur Bor
Pembuatan sumur bor dilakukan di desa Angsana kabupaten Pandeglang Banten, dan disalurkan untuk daerah Pandeglang, Cianjur dan Sukabumi
Pembuatan sumur bor dilakukan di desa Angsana kabupaten Pandeglang Banten, dan disalurkan untuk daerah Pandeglang, Cianjur dan Sukabumi
Penampungan Air Hujan
Ini merupakan solusi efektif dan sederhana untuk menghadapi krisis air bersih dengan cara menampung air hujan yang turun, sehingga air yang terkumpul ditampung pada satu wadah kemudian dikelola sedemikian rupa, supaya bisa digunakan untuk keperluan mandi, cuci baju, air baku minum oleh masyarakat desa. Lokasi Penampungan Air Hujan ada di Kampung Pasir Peuti, Desa Sukamulya, Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur Jawa Barat
Ini merupakan solusi efektif dan sederhana untuk menghadapi krisis air bersih dengan cara menampung air hujan yang turun, sehingga air yang terkumpul ditampung pada satu wadah kemudian dikelola sedemikian rupa, supaya bisa digunakan untuk keperluan mandi, cuci baju, air baku minum oleh masyarakat desa. Lokasi Penampungan Air Hujan ada di Kampung Pasir Peuti, Desa Sukamulya, Kecamatan Sukaluyu Kabupaten Cianjur Jawa Barat
Untuk penanganan kekeringan di Indonesia, Rumah Zakat memberikan solusinya seperti
1. Memetekakan daerah kekurangan air
2. Menyediakan sarana dan prasarana seperti tangki, pompa, dan pipa air
3. Pembuatan sumur bor
4. Kampanye hemat penggunan air
1. Memetekakan daerah kekurangan air
2. Menyediakan sarana dan prasarana seperti tangki, pompa, dan pipa air
3. Pembuatan sumur bor
4. Kampanye hemat penggunan air
Pada akhir acara Press Conference ini, Ibu Murni Alit selalu CMO Rumah Zakat mengatakan,
"Rumah Zakat membantu masyarakat yang berkelebihan rejeki untuk membantu baik dana, tenaga dan pemikiran untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan"
Salut ternyata Rumah Zakat telah membangun Desa Tangguh Bencana dengan jumlah 38 Desa yang pastinya akan sangat bermanfaat untuk warganya
BalasHapusBener banget kak, akupun baru tahu salah satu program yang diadakan Rumah Zakat. Dari dulu hanya tahu untuk tempat pembayaran zakat saja
HapusIya nih, kemarin panasnya bener2 menyengat. Tanaman saya juga gampang kering kalau nggak sering disiram..tapi sepertinya udah mulai musim penghujan..disini sudah beberapa kali hujan soalnya.. Btw inspiratif banget ya program Desa Tangguh Bencana Rumah Zakat ini..
BalasHapusAku suka seh program-program rumah zakat ini. Lebih mengena dan transparan.
BalasHapusTapi sedih juga ya dengan saudara-saudara kita yang kekeringan ini. Gak kebayang gimana susahnya kalau gak ada air untuk masak, dan mandi. Ini pengaruh dengan gaya hidup kita orang kota dengan penggunaan sampah plastik seh ya. Semoga kita bersama bisa meminimalisir sampah pada diri kita sendiri
Bencana memang bagian dari kehidupan kita...meskipun kita udah jaga-jaga ya tetap menghampiri...Tanggap bencana adalah solusi untuk menghadapi bencana ...Alhamdulillah Rumah Zakat banyak mambantu ya
BalasHapusBaru aja kemarin air pdam mati 2 hari, rasanya bingung banget nggak ada air. Gimana sama saudara kita yang bener2 tinggal di daerah yang kekeringan ya :(
BalasHapusProgram rumah zakat bagus banget..
Rumah Zakat, semakin kesini, kiprah dan programnya untuk mayarakat semakin banyak dan juga bermanfaat. Selain itu, baru tahu kalau udah ada 38 Desa Tangguh Bencana yg dibina.
BalasHapusMantap banget nih program2nya. Benar2 penting untuk diluncurkan ke tengah masyarakat ya
BalasHapusdengan adanya rumah zakat memampukan siapapun untuk membantu sesama dan lebih tanggap dalam meresponse bencana yang terjadi di Indonesia
BalasHapusMasyaAllah penyaluran rumah zakat benar-benar langsung tepat sasaran ya mak, dibuatkan sumur dan membantu saudara kita yang membutuhkan. Bisa jadi salah satu pilihan investasi akhirat nih
BalasHapusWah ramalan cuaca masih sebulan lagi ya kemarau, padahal mengharapkan banget musim penghujan, beberapa daerah di kabupaten Semarang sudah mulai kekeringan dan susah air hiks..
BalasHapusBagus banget programnya dompet duafa. Apalagi udah bantu mengantisipasi perubahan cuaca begini.terharu bacanya. Jadi seneng kadang bisa nyalurin bantuan via DD
BalasHapusBagus sekali program dari Rumah Zakat ini ya mbak, karena dapat membangun desa Tangguh Bencana. Semoga tidak ada lagi bencana terlalu besar, mari kita jadi kelestarian alam semesta ini dengan baik
BalasHapusBener nie.. Saat ini emang udah kemarau... Jadi kita harus bijak dalam mengolah air juga ya... Adanya program seperti ini zakat bs membantu sesama
BalasHapusKalau pengen nyumbang secara online ke Rumah Zakat gimana kak?
BalasHapusOiya aq suka banget programnya mengingat daerah Indonesia ad beberapa yg rawan banget kena bencana
Wuih keren Rumah Zakat ini. Udah banyak ya desa tangguh bencana yang dibuatnya. Semoga bisa bermanfaat dan menyadarkan banyak pihak untuk bisa peduli sesama.
BalasHapus2500 bencana? Ya Allah banyaknya. Padahal 2019 itu pun belum berakhir. Masih 4 bulan lagi. Semoga tidak ada lagi bencana di tahun ini.
BalasHapusBencana emang ga ada yang tau ya mak. Rumah zakat membantu banget pasti. Secara misal di daerah terpencil kan kasihan huhuhu
BalasHapusRumah zakat membantu kita untuk ikut menebar manfaat di lokasi yang membutuhkan dengan cara yang mudah... Salut dengan program-program rumah zakat..
BalasHapusMasya Allah program Rumah Zakat langsung mengajak warga untuk menjadi tangguh menghadapi bencana ya. Terutama kebutuhan air bersih pasti selalu jadi hal penting begitu bencana datang, karena biasanya rusak peralatannya
BalasHapuswew pantaslah aku nungguin musim hujan kok belum kelihatan ya ternyata memang sudah diprediksi kemarau lebih panjang. Dengan pengetahuan seperti ini, persiapan menghadapi musim kemarau panjang jadi lebih optimal.
BalasHapusBarakallahu fiikum, Rumah Zakat.
BalasHapusProgram dan kebaikannya mesti disebar ke lebih banyak khalayak...agar bisa saling mengajak dalam kebaikan.
Luar biasa ya Rumah Zakat semoga berkah setiap rencananya. Apakah ada syarat khusus untuk bisa bergabung di Rumah Zakat? Atau hanya menerima donasi? Kadang pengen juga sih jadi relawan gitu tapi enggak tahu caranya
BalasHapusSaya sendiri merasa terbantu adanya Rumah Zakat
BalasHapusJadi saya tak lagi khawatir untuk ibadah berupa zakat, sodaqoh dan semisalnya
Alhamdulillah, Rumah Zakat tanggap ya dalam masalah kekeringan ini. Karena kebayang gimana rasanya, dan dampaknya dalam kehidupan sehari2
BalasHapus