Setop Anak jadi Media Promosi Rokok
Sebagai orangtua pastinya kita turut berperan serta dalam membimbing anak-anak kita untuk meraih cita-cita yang diinginkannya bahkan juga kita wajib turut serta dalam memfasilitasi segala keperluannya
Kita pasti pernah tahu kan bahwa banyak sekali perusahaan yang mengadakan audisi turnamen yang hadiahnya sangat menggoda, dari turnamen sepak bola sampai turnamen bulutangkis yang sudah dari tahun 2006 digelar oleh salah satu brand rokok ternama di Indonesia. Sebagai orangtua yang anaknya mempunyai cita-cita menjadi pembulutangkis pasti kesempatan ini tidak akan mereka lewatkan, tapi Pernahkah kalian berfikir, kenapa yang memfasilitasi turnamen ini, sebuah perusahaan rokok? bukan perusahaan-perusahaan yang ramah dengan dunia anak, pertanyaan ini sih yang selalu terlintas di benak Ibu Gendish
Pict by Google |
Ruang Publik KBR
Belum lama ini Ibu Gendish menyaksikan siaran talkshow dari akun Facebook KBR, dengan tema Desakan Setop Anak jadi Media Promosi Rokok dengan narasumber Bapak Reza Indragiri - Pakar Psikologi Forensik, Yayasan Lentera Anak atau yang disingkat YLA, bersama Ibu Nina Mutmainah Armando - Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia
Awal bulan Februari 2019 lalu, Yayasan Lentera Anak (YLA) merilis temuan terbarunya terhadap kegiatan Audisi Beasiswa Djarum Bulutangkis, bahwa setiap anak-anak yang mengikuti audisi wajib mengenakan baju khusus yang berwarna seperti warna bungkus rokok Djarum dan dibagian dada bertuliskan Djarum, sehingga anak-anak yang mengikuti audisi bak iklan berjalan, maka dari itu Yayasan Lentera Anak (YLA) mengatakan bahwa ini merupakan Eksploitasi Anak. Lalu kenapa bisa disebut ekploitasi? Ibu Gendishpun awalnya tidak begitu mengerti kenapa semua ini termasuk dalam kategori eksploitasi
Sampai ketika Bapak Reza Indragiri mengatakan
"Ini merupakan eksploitasi ekonomi, karena ini mendatangkan keuntungan dan pasti keuntungan jauh berlipat ganda yang diperoleh pihak penyelenggara"
Bayangkan saja dari 23 ribuan anak yang mengikuti audisi, yang terpilih hanya 245 anak saja. Menurut Ibu Gendish ini jomplang banget dari banyaknya yang mengikuti audisi turnamen bulutangkis yang terpilih hanya 0,001 persen, kenapa mereka tidak mensetop peserta audisinya yang membludak mengingat mereka hanya mengambil sedikit anak yang mendapatkan Beasiswa Djarum Bulutangkis. Berarti secara tidak langsung juga yang mengenakan kaos yang berlogo Djarum ada 23 ribuan anak Indonesia yang masih dibawah umur dan semua itu termasuk dalam promosi
Semua ini didukung oleh pernyataan Ibu Nina Mutmainah Armando yang mengatakan
Pict by Google |
Semua ini didukung oleh pernyataan Ibu Nina Mutmainah Armando yang mengatakan
"Tulisan logo Djarum ditampilkan jauh lebih besar dibandingkan tulisan lainnya, jelas yang ingin ditonjolkan adalah merk Djarum yang tidak lain adalah merk rokok"
Jadi ingat Gendish diseusianya yang masih tiga tahun saja dia sudah hafal dengan logo-logo iklan yang sering dia temui, dengan logo saja anak-anak sudah mengetahui apa yang dimaksud, lalu yang ikut audisi turnamen ini pasti tidak sedikit yang mengetahui bahwa Djarum itu merupaka merk rokok.
Lantas apabila anak-anak kita sudah terlanjur mengikuti audisi turnamen tersebut, sebagai orangtua apa yang kita harus perbuat? Sayapun sebagai orangtua pasti ingin sekali menjadikan anak-anak memiliki bakat dibidang yang mereka sukai, tetapi ada baiknya juga kita berhati-hati dalam mengikut sertakan anak-anak kita dalam segala macam audisi, karena apabila kita tidak jeli, maka semua itu akan merugikan kita sendiri. Semoga kelak di Indonesia dapat diterapkan larangan untuk beredarnya iklan rokok di media apapun, baik cetak ataupun elektronik dan perusahaan rokok tidak boleh menjadi donatur pada kegiatan yang pesertanya adalah anak-anak dibawah umur
Iya ya, nggak nyangka juga kalau ternyata ajang bulu tangkis yang memang sponsornya dari rokok, kalau untuk lingkaran pemain yang masih anak-anak, jadinya bisa jadi ajang promosi rokok. Moga di Indonesia ada perusahaan lain yang mau konsen untuk dunia olah raga selain bidang rokok ya Mbak.
BalasHapusJadi semacam iklan berjalan ya. Duuh... Semoga ini ada jalan kuar terbaiknya ya.
BalasHapusIya itu kalau anak sudah terlanjur masuk ikut audisi itu harusnya orang tua gimana ambil langkah terbaiknya?
BalasHapusKita berharap Indonesia dapat menerapkan larangan untuk beredarkan iklan rokok baik media cetak, electronik dan medial sosial
BalasHapussetujuuuu, ironis sekali memang... ajang olahraga tapi bersponsor perusahaan rokok, sedihnya lagi anak2 pesertanya di labeli iklan rokok :(
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMemang agak sulit juga ya dengan masalah seperti ini. Kadang setiap ada event kegiatan olahraga, festival musik dll biasanya sponsor nya itu perusahaan Rokok dan bintang nya adalah bintang usia anak-anak Milenial. Semoga lekas ada solusi dan jaln keluarnya
BalasHapusDi satu sisi kita senang ya ada perusahaan yang mau menyalurkan bakat anak-anak kita, tapi di sisi lain lha koq semacam dimanfaatkan sebagai iklan berjalan :D
BalasHapusini sudah lama ada di pikiranku, tapi memang susah yaa.. di satu sisi program beasiswanya itu menggiurkan banget untuk banyak orang tua. Semoga pihak brand dan instasi pemerintah terkait bisa sama-sama kumpul cari solusinya :)
BalasHapusSemoga pemerintah mampu memfasilitasi dan mengadakan kejuaraan yang bergengsi dengan hadiah menarik tanpa harus memasukkan rokok sebagai sponsor utama. Semoga ada jalan keluar yang menyenangkan semua pihak
BalasHapusSemoga membuka banyak mata untuk mendukung dan menjadi sponsor dalam kegiatan yang mendukung produktivitas generasi muda kita yg berprestasi.
BalasHapuslah iya juga ya, tapi emg sih sponsor roko lebih sering dijumpai diacara apapun, sering banget liat. tp ya klo untuk acara anak" sih agak gimana gitu_-
BalasHapusSetuju mba..jgn ada iklan rokok yg model nya adalah anak-anak. Kurang mendidik dan memiliki faedah bagi kesehatan
BalasHapusSangat tidak mendidik, masa iya iklan rokok melibatkan anak-anak, pantes aja banyak para remaja merokok juga, karena iklan juga sih.
BalasHapusAda ada aja yang dilakukan brand sekarang2 ini, apa pun bisa halalkan untuk kepentingan pribadi. Yah walaupun anak2 itu gak disuruh merokok juga sih, tapi imejnya udah jelek.
BalasHapusAku sedih kalau anak udah jadi begini. Masa depan mereka masih panjang. Harusnya sekolah rajin.
BalasHapusBener juga sih ya, kadang aku gak perhatiin tapi begitu lihat foto ini miris juga yaa. Hampir semua event besar di sponsori oleh rokok.
BalasHapuswaduh aku baru tau malah anak kecil dijadiin media iklan rokok. Berarti harus dari lingkungan kecil disekitar dulu nih, harus edukasi tentang rokok
BalasHapuspadahal sponsor rokok itu gede banget ya budgetnya, tapi sayang sasaran promosinya gak sesuai :(
BalasHapusSemangat ya mom dalam membersamai anaknya dengan semakin gencarnya iklan kayak gini dan ini secara ga langsung juga baru aku sadari. Dulu sempat bermimpi bisa dapet beasiswa Djarum.
BalasHapusSerem banget yah kalo gitu, Harus teliti banget yah kita dalam memdidik baik apalagi urusan ekternal ginii
BalasHapusWah bener jugaa aku baru ngeh. Hmmm, kayanya mesti lebih bijak lagi para perusahaan dalam menerapkan promosinya. Jangan sampai mengekploitasi anak
BalasHapusSerba salah ya. Di satu sisi, event juga butuh sponsor. Tapi kalau kaya gini kok malah kaya ngejerumusin generasi muda. Duh moga2 segala event olah raga bisa lebih bijak memilih sponsornya apalagi berkaitan sama anak
BalasHapusbener juga ya, aku ga nyangka si kalo logonya sebesar itu di dada, semoga ke depannya bisa ga ada brand rokok yang melakukan promosi melalui anak anak secara langsung atau tidak
BalasHapusOoh ya ampuun ngeselin banget sih anak-anak jadi media promosi rokok. Semoga pemerintah menindak dengan tegas.
BalasHapusJadi inget Waku kuliah dulu mau ambil beasiswa Djarum tapi gak boleh sama bapak ibu, padahal bapakku perokok Djarum super 😂
BalasHapusIya ya banyak juga kita jumpai sponsor rokok, mungkin mereka menyumbang cukup besar tapi klo untuk acara anak-anak jd gimana gitu lihatnya jd seperti lingkaran setan yang susah diputus
BalasHapus