Efek Emisi Karbon Terhadap Lingkungan
Sebagai warga Jakarta pasti tahu banget perubahan iklim sangat signifikan beberapa waktu belakangan ini, cuaca yang sangat panas membuat banyak orang yang mengeluh akan hal ini. Mungkin karena cuaca panas yang dirasakan bukan hanya pada siang hari saja, malam hari pun juga sama panasnya. Bahkan BMKG melaporkan suhu udara di wilayah Jakarta tembus mencapai 42 derajat celsius
Source by Canva |
Salah satu penyebab yang membuat perubahan iklim yang sangat signifikan ialah emisi karbon. Emisi karbon itu sendiri merupakan proses karbon dioksida ke atmosfer yang terjadi secara alami maupun dipicu aktivitas manusia, seperti deforestasi, konsumsi listrik, hingga kegiatan industri manufaktur. Dalam hal ini, emisi karbon merujuk pada pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon, seperti CO2, bahan bakar kendaraan, asap pabrik, asap pembakaran sampah, dan asap pembakaran hutan
Emisi karbon ternyata memberikan dampak yang cukup terasa bagi aspek kehidupan, salah satunya adalah berdampak sekali terhadap lingkungan. Menurut penelitian yang saya baca di detik.com mengatakan bahwa 1 triliun ton emisi dapat meningkatkan suhu bumi sebesar 2 derajat celsius, sehingga dapat mengakibatkan cuaca ekstrim, kekeringan, banjir, dan pola iklim yang tidak menentu. Lalu bagaimana cara kita dapat mengurangi emisi?
Cara Mengurangi Emisi Karbon
Selain menjadi tugas negara, kita sebagai individu atau masyarakat juga dapat #BersamaBergerakBerdaya dalam mengurangi emisi karbon. Berikut ini merupakan cara dalam mengurangi emisi karbon
• Gunakan transportasi umum
Demi mobilitas yang dilakukan setiap hari, banyak orang yang memilih membawa kendaraan pribadi untuk mempermudah aktivitas sehari-hari nya. Padahal faktanya, saat kita menggunakan kendaraan-kendaraan ini akan menghasilkan polusi dan emisi yang memperburuk kualitas udara. Berdasarkan data dari International Energy Agency pada tahun 2015, 30% dari total emisi CO2 yang dihasilkan di Indonesia berasal dari sektor transportasi. Dari jumlah itu, 88%-nya berasal dari transportasi darat
Jadi ada baiknya untuk mengurangi polusi udara, kita menggunakan moda transportasi umum seperti Transjakarta, MRT, maupun KRL
• Hemat dalam menggunakan energi listrik
Guys, coba deh sekarang kamu hitung ada berapa perangkat elektronik yang kamu gunakan sehari-hari dan membutuhkan energi listrik. Mulai dari lampu, AC, TV, mesin cuci, kulkas, komputer, dan mungkin masih banyak lainnya lagi. Tahukah kalian bahwa listrik yang kita gunakan sehari-hari masih berasal dari sumber energi tak terbarukan, seperti batu bara. Jadi, semakin banyak listrik yang digunakan, maka akan semakin banyak pula emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil di pembangkit tenaga listrik
• Kurangi produksi, konsumsi, dan sampah makanan
Diantara kamu siapa yang suka banget konsumsi daging sapi? Mulai sekarang kamu dapat mengurangi konsumsi daging sapi guna mengurangi emisi karbon. Nahloh, pasti banyak yang bertanya apa hubungan daging sapi dengan emisi karbon?
Dalam salah satu artikel National Geographic Indonesia dikatakan, Food and Agriculture Organization (badan pangan dunia) merilis sebuah penelitian yang menyatakan daging sapi merupakan penghasil terbesar emisi karbon paling intensif (18%) yang bahkan melebihi emisi seluruh kendaraan bermotor di dunia jika digabungkan.
Dari setiap daging sapi yang kita konsumsi, akan menyebabkan terlepasnya gas rumah kaca seperti metana, CO2, dan dinitrogen oksida yang memiliki dampak besar terhadap pemanasan global. Emisi gas rumah kaca tersebut dihasilkan dari berbagai proses seperti peternakan, pengemasan, pendistribusian, hingga proses konsumsi
Kamu juga harus menghabiskan makananmu sehingga tidak menjadi sampah makanan. Dan apabila terdapat sisa sampah organikmu, jangan lupa untuk mengubah menjadi kompos
Selain cara-cara di atas bagaimana cara #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya! Agar kita dapat bersama mengurangi emisi karbon #UntukmuBumiku
versi aku lebih ke penghematan penggunaan listrik, padahal pengen naik transportasi umum, cuman di kotaku agak susah aksesnya
BalasHapusseneng kalau angkutan umum bisa menjangkau ke pelosok juga