CiBus: Wadah Edukasi Mengenai Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi Remaja
Source by Google |
Pertama, gangguan psikologis
Studi menyebutkan bahwa anak yang dipaksa perkawinan muda berisiko lebih tinggi mengalami gangguan mental, baik itu gangguan kecemasan, stres, atau depresi. Kondisi ini umumnya terjadi karena ketidaksiapan dalam menjalani beban dan tanggung jawab yang diterima sebagai suami atau istri
Kedua, kekerasan rumah tangga
Kekerasan dalam rumah tangga berisiko tinggi terjadi pada pasangan nikah muda, mulai dari ancaman hingga penganiayaan. Hal ini dikarenakan emosi mereka belum cukup mapan secara emosi dibandingkan orang-orang berusia 25 tahun ke atas yang cenderung memiliki emosi yang stabil.
Tak hanya itu, studi menunjukkan bahwa wanita yang menikah muda, apalagi berusia di bawah 18 tahun, akan lebih rentan mengalami kekerasan seksual dari pasangannya
Ketiga, gangguan kesehatan reproduksi
Perkawinan usia anak sangatlah berbahaya bagi kesehatan reproduksi yang dapat menimbulkan akibat buruk bagi perempuan diantara lain yaitu peningkatan risiko penyakit menular seksual, penularan virus (HIV), dan risiko kanker serviks di mana tubuh tidak siap secara anatomi
Keempat, komplikasi kehamilan
Kehamilan di usia dini sangat berisiko mengalami berbagai komplikasi yang membahayakan ibu maupun janin. Pada janin, risiko yang mungkin terjadi adalah bayi terlahir prematur, stunting, atau berat badan lahir yang rendah (BBLR)
Pada ibu, melahirkan di usia muda berisiko untuk menyebabkan terjadinya preeklamsia maupun anemia. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menimbulkan komplikasi serius seperti eklamsia yang berakibat fatal, bahkan kematian pada ibu dan bayi
Oleh karena itu, edukasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi bagi anak sangatlah penting. Namun sayangnya, di Indonesia sendiri yang edukasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi masih sangatlah tabu. Mungkin masih banyak orang berpikir pendidikan seksual adalah tentang mengajarkan bagaimana cara berhubungan seksual. Nyatanya, pendidikan seksual lebih luas daripada itu. Sesederhana mengenal organ vital dan bagaimana menjaga kesehatannya sudah termasuk pendidikan seksual
CiBus (Cinema in the Bus): Program Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi Remaja di Bali
Melihat keadaan yang ada di Indonesia, Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, memiliki ide yang sangat kreatif dalam menyosialisasikan kesehatan reproduksi remaja yang dikemas dengan cara yang menyenangkan melalui Cinema in the Bus (CiBus), target dari CiBus ini adalah siswa-siswi SMP dan SMA karena pada usia rasa ingin tahu yang mereka punya sangatlah besar Apabila tidak diberikan info yang benar, maka dikhawatirkan dapat terjerumus ke dalam hal-hal menyimpang dan tidak diinginkan
Source by Google |
Untuk dapat menonton film-film edukasi secara gratis para remaja akan diajak bermain games terlebih dahulu, games yang diberikan juga seputar reproduksi. Setelah lolos bermain games, baru lah para remaja dapat menonton film edukasi yang dimana film yang diputar merupakan contoh kehidupan remaja yang berisi pesan-pesan moral
Berkat inovasi tersebut CiBus (Cinema in the Bus): Program Edukasi Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi Remaja di Bali mendapatkan Apresiasi SATU Indonesia Award tingkat provinsi tahun 2017 lalu
Semoga dengan adanya CiBus (Cinema in the Bus) di Bali, dapat menjadi contoh dalam memberikan edukasi mengenai Kesehatan Seksual dan Reproduksi bagi Remaja
Komentar
Posting Komentar