Kick off Campaign Indonesia Menatap Dunia, Upaya Bantu Anak-anak dan Lansia Melihat dengan Baik
"Ibu dan ayah, sadar gak sih anak nya itu sebenarnya bukan tidak pandai tetapi tidak bisa melihat dengan baik",- Prof. Dr, dr Nila Moeloek SpM (K)
Mata adalah jendela dunia, ungkapan ini memang sangat tepat adanya mengingat mata berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, jika di-persentasekan 83% kehidupan kita tertolong dengan penglihatan. Sayangnya banyak kasus gangguan refraksi di Indonesia yang muncul pada fase awal yaitu antara usia 6 tahun sampai dengan 12 tahun, bahkan Prof. Dr, dr. Nila Moeloek SpM (K) yang saya temui di acara Kick off Campaign Indonesia Menatap Dunia Minggu lalu mengatakan bahwa gangguan refraksi dapat terjadi dari usia bayi
Apalagi setelah pandemi covid-19, membuat gangguan refraksi pada anak meningkat, mengingat sistem pembelajaran dilakukan secara daring yang mengharuskan anak-anak menatap layar gawai lebih lama dari biasanya. Ini terbukti dari rata-rata anak sekolah di Jakarta sebelum pandemi yang menggunakan kacamata hanya 15%, namun setelah pandemi menjadi 44%. Ini bukan angka yang kecil karena peningkatannya lebih dari 100%
Apa Sih Gangguan Refraksi??
Menurut artikel yang saya baca di website P2PTM Kemenkes mengatakan bahwa gangguan refraksi kondisi di mana cahaya yang masuk ke dalam mata tidak dapat difokuskan dengan jelas
Ada 4 jenis gangguan refraksi yang ada, diantaranya yaitu:
• Miopi (rabun jauh)
Miopi atau rabun jauh merupakan kondisi mata yang menyebabkan objek yang letaknya dekat terlihat jelas, sementara objek yang letaknya jauh terlihat kabur. Untuk tingkat keparahan Miopi sangat beragam dan berbeda-beda pada tiap penderita
• Hipermetropi (rabun dekat)
Hipermetropi atau rabun dekat merupakan kebalikan dari miopi, hipermetropi gangguan penglihatan yang menyebkan objek terlihat kabur apabila letak nya terlalu dekat
• Astigmatisme (Silindris)
Astigmatisme atau silindris yaitu gangguan mata yang terjadi ketika kornea mata berbentuk asimetris. Sehingga cahaya yang masuk ke mata jatuh di banyak titik. Idealnya, kornea mata berbentuk melengkung sempurna sehingga cahaya yang masuk dapat fokus dan terlihat. Kondisi ini menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau berbayang, baik saat melihat benda yang jaraknya dekat maupun jauh
• Presbiopi (Mata Tua)
Presbiopia atau mata tua merupakan kondisi di mana mata secara perlahan kehilangan kemampuan untuk fokus dengan cepat pada objek yang dekat. Kondisi ini merupakan sesuatu yang umum terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Mata tua biasanya akan muncul pada usia 40 tahun dan terus berkembang hingga usia 65 tahun
Menurut WHO setidaknya lebih dari 153 juta orang di seluruh dunia mengalami masalah penglihatan akibat gangguan refraksi. Gangguan ini menyumbang 0.75% dari tingkat 3% kebutaan di Indonesia
Seperti yang dituliskan di atas gangguan refraksi dapat muncul di fase awal alias diusia anak-anak pastinya mengganggu kemampuan dalam menyerap materi pelajaran dan berpotensi menurunkan kecerdasan. Oleh karena itu, penting bagi anak-anak untuk deteksi dini gangguan refraksi, minimal satu tahun sekali
Kick off Campaign Indonesia Menatap Dunia
Apa yang kalian pikirkan jika mendengar atau membaca kata Dompet Dhuafa? Pasti banyak diantara kalian mengatakan tempat menyalurkan Ziwaf (Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf)
Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi Islam sekaligus lembaga kemanusiaan yang bergerak untuk pemberdayaan umat (empowering people) dan kemanusiaan. Pemberdayaannya bergulir melalui pengelolaan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf) serta dana sosial lainnya yang terkelola secara modern dan amanah. Dalam pengelolaannya, Dompet Dhuafa mengedepankan konsep kasih sayang sebagai akar gerakan filantropis yang mengedepankan lima pilar program, yaitu Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, Sosial, serta Dakwah dan Budaya
Kali ini saya akan membahas sedikit tentang salah satu pilar program Dompet Dhuafa yaitu pilar Kesehatan. Dompet Dhuafa memiliki beberapa fasilitas layanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan, ada klinik dan rumah sakit juga ada program pemberdayaan masyarakat melalui layanan kesehatan gratis atau cuma-cuma yang terdapat di 12 provisi di Indonesia
Dompet Dhuafa memiliki keperdulian bahwa kesehatan adalah milik semua, isu terkait dengan penglihatan sebetulnya adalah hak kesehatan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Melalui campaign Indonesia Menatap Dunia merupakan suatu rangkaian dengan PERDAMI (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia) untuk memperingati World Sight Day 2023 sekaligus menjadi momentum bahwa kita bisa bersama untuk mengisi kesenjangan yang ada. Dengan ilmu yang dimiliki oleh dokter-dokter yang tergabung dalam PERDAMI bisa memberikan informasi dan sosialisasi kepada masyarakat
Kick off Campaign Indonesia Menatap Dunia juga berkolaborasi dengan Yayasan Layak, Dinas Pendidikan, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, untuk melakukan pemeriksaan mata awal kepada 50 peserta penerima manfaat seperti anak berkebutuhan khusus, anak yatim, lansia. Selain pemeriksaan mata gratis program ini juga memberikan kacamata gratis bagi mereka yang membutuhkan
Semoga dengan adanya campaign Indonesia Menatap Dunia serta upaya yang dilakukan oleh swasta, masyarakat untuk memberantas gangguan kesehatan mata, sehingga Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
Komentar
Posting Komentar